Soal Hastag, Adjo: Penilaian Harus Ilmiah

KADUDAMPIT – Terkait hastag dua tahun mundur terhadap pemerintahan Marwan-Adjo yang digaungkan di media sosial, Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono akhirnya angkat bicara.

Mantan Sekda Kabupaten Sukabumi ini berharap, seharunya penilaian kinerja terhadap pemerintah dilakukan secara akademis atau ilmiah oleh lembaga yang berkompeten dengan catatan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bacaan Lainnya

“Baiknya dilakukan secara ilmiah, jangan sampai dinilai secara politis ataupun pribadi,” ungkap Adjo kepada Radar Sukabumi saat ditemui di sela-sela penutupan MTQ tingkat kabupaten di lapang Cijagung, Kecamatan Kadudampit, kemarin (4/12).

Soal kritik, Adjo mengaku tidak alergi terhadap saran dan kritikan yang dilontarkan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak.

Asalkan, kritik dan saran itu bertujuan baik dan konstruktif.

“Kita terus bertekad dan fokus mewujudkan Sukabumi lebih baik, kritikan yang disampaikan kami terima sebagai bahan evaluasi,” ucapnya.

Menurut Adjo, jika dilihat dari postur Anggaran Pendapatan Belanda Daerah (APBD) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukabumi semasa kepemimpinannya, angkanya terus melonjak setiap tahunnya.

“Kami perlu proses dan tahapan dalam melaksanakan pembangunan.

Bisa dilihat secara kasat mata misalnya beberapa infrastruktur seperti jalan yang rusak kami perbaiki, begitu pun yang sebelumnya tidak ada jalan menjadi ada,” terangnya.

Adjo juga menegaskan, bagi masyarakat yang menemukan prilaku penyimpangan tindak pidana korupsi atau pelanggaran hukum, jangan hanya bersorak di media sosial.

Laporkan dan percayakan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dan Aparat Penegak Internal Pemerintah (APIP) supaya ditindak lanjuti.

“Tentunya kami sepakat dan bertekad untuk memberatas korupsi ataupun pelanggaran hukum lainnya,” singkatnya.

Belum lama ini, Mantan Bupati Sukabumi dua periode, Sukmawijaya juga berpendapat, perlu kajian akademis di semua lini pembangunan untuk menilai berhasil atau tidaknya Marwan-Adjo dalam memimpin pemerintah Kabupaten Sukabumi.

“Perlu kajian akademis atau kajian ilmiah kalau mau menilai berhasil atau tidaknya sebuah pemerintahan. Kalau mau menilai secara objektif, lakukan cara itu.

Kalau penilaian pribadi, penilaian cara-cara politis pasti hasilnya menurut ini berhasil, menurut itu tidak berhasil,” kata Sukmawijaya saat berbincang dengan Radar Sukabumi beberapa waktu lalu.

Dengan kajian akademis, lanjut Sukma, tentu di situ akan terlihat mana yang lebih dan mana yang kurang.

Dengan kajian akademis ilmiah pula, tentunya masyarakat akan lebih teredukasi tentang sebuah proses pembangunan yang sudah dan akan dilaksanakan.

Sukmawijaya sendiri memiliki penilian atas pemerintahan Marwan-Adjo yang belum genap dua tahun itu. Menurutnya, meski baru mau berjalan dua tahun, Marwan-Adjo aku Sukmawijaya sudah cukup berhasil mewujudkan visi misi dan programnya saat di masa kampanye lalu.

“Contohnya memang belum semua jalan berstatus kabupaten diperbaiki.

Tapi saya perhatikan ada cukup peningkatan.

Kalau belum diperbaiki, ya wajar lah, kan masih dalam proses,” ucap Sukmawijaya yang kini aktif menjadi dosen di STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi ini.

Sukmawijaya merasakan betul bagaimana dinamika jatuh bangunnya mewujudkan harapan masyarakat Kabupaten Sukabumi selama memimpin kabupaten terluas se-pulau Jawa dan Bali ini.

Terlebih berbagai tuntutan dari elemen masyarakat kaum kritis yang senantiasa mengkritisinya meski ia sudah berusaha mewujudkan janji-janjinya.

“Ya wajar saja kalau ada tuntutan dari masyarakat.

Saya yakin Pak Marwan dan Pak Adjo mampu mengatasi semua persoalan pembangunan yang dituntut masyarakat.

Saya tahu betul sifat pak Marwan yang tegas dan kadang ceplas-ceplos apa adanya kalau bicara.

Tinggal harus lebih bersabar dan membuka komunikasi saja kepada masyarakat.

Jangan hiraukan suara-suara tidak jelas.

Lebih baik dengarkan masukan-masukan berharga yang sifatnya membangun,” tutupnya. (cr15/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *