Warga Jampangtengah Merugi

JAMPANGTENGAH – Warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, memprotes terkait pemadaman listrik yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) selama tiga hari berturut-turut.

Akibat pemadaman aliran listrik tersebut, pelanggan PLN dan sejumlah pelaku bisnis rumah tangga mengaku rugi secara materi.

Bacaan Lainnya

Seorang pelaku Home Industri jenis konveksi, Ujan (38), warga Kampung Bantarsari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah mengatakan, pemadaman listrik sejak Jum’at (1/12) lalu ini dilakukan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu kepada warga.

“Pemadaman listrik selama tiga hari dua malam ini, telah membuat usaha saya merugi hingga belasan juta rupiah. Biasanya perhari saya memperoleh hasil sampai Rp8 juta. Namun karena listrik padam, tidak menghasilkan sama sekali.

Selain itu, pekerja sebanyak delapan orang terbengkalai karena tidak bekerja,” jelas Ujan kepada Radar Sukabumi, Minggu (3/12).

Akibat pemadaman listrik tersebut, ia mengaku omsetnya turun dratis hingga 90 persen. “Untuk mengejar target, saya sendiri terpaksa menjahit baju dengan mesin manual. Bahkan, untuk penerangan terpaksa menggunakan lilin,” bebernya.

Selain ia, warga Desa Tanjungsari lainnya menurut Ujan merasa kecewa terhadap PLN yang telah mematikan listrik tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada warga sebagai pelanggan PLN.

“Kalau kami telat bayar sedikit saja, PLN pasti akan memutuskan KWh. Tetapi kalau mati listrik seperti ini, PLN pasti tidak akan bertanggung jawab atas kerugian usaha saya ini. Padahal akibat listrik padam, pekerjaan banyak terbengkalai,” tandasnya.

Keluhan serupa dilontarkan para pelaku bisnis warung internet (Warnet), Deri (30), warga Kampung Cieumbe, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah. Ia mengaku pemadan listrik saat ini sangat mengganggu usaha mereka.

“Dalam waktu tiga hari dua malam ini omset kita jelas menurun. Ini semua ulah PLN yang melakukan pemadaman listrik tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada warga,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tanjungsari, Dillah Habillah membenarkan bahwa pemadaman listrik dilakukan PLN tanpa sebelumnya menyampaikan pemberitahuan.

“Saya sudah tanyakan pada PLN, katanya pemadaman listrik ini terjadi bukan kesalahan PLN.

Akan tetapi ada salah satu jaringan listrik yang mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon dan tergerus bencana longsor.

Tapi, Alhamdulillah sejak tadi padi listrik ini sudah kembali menyala. Mudah-mudahan akibat peristiwa ini PLN dapat meningkatkan lagi pelayanannya kepada pelanggan. Sehingga pemadaman listrik tidak terjadi sampai berhari-hari,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Humas PT PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Sukabumi mengatakan, saat ini PLN Area Sukabumi tengah berusaha memulihkan kelistrikan di wilayah Palabuhanratu dengan mengerahkan 18 regu ke lapangan serta ditambah tim khusus di titik robohnya tower listrik.

“Tim tersebut sudah mulai bekerja sejak Minggu 26 November 2017 lalu, untuk memulihkan listrik non stop selama 24 jam. Akan tetapi kondisi cuaca ekstrim menyebabkan pemulihan listrik dibeberapa wilayah masih terkendala.

Sehingga tidak heran jika terdapat beberapa wilayah di Kabupaten Sukabumi yang mengalami pemadaman listrik akibat dari bencana alam ini.

Tetapi, kalau sekarang listrik untuk wilayah Kecamatan Jampangtengah sudah kembali normal,” jelasnya.

Untuk itu, PT PLN Area Sukabumi meminta maaf atas terganggunya pasokan listrik yang telah membuat aktivitas warga sebagai pelanggan PLN terhambat setiap harinya.

“Saya meminta bantuannya kepada warga agar mengerti pada kondisi ini.

Semoga saja, cuaca segera membaik sehingga petugas PLN bisa segera memulihkan listrik di wilayah Palabuhanratu dan sekitarnya,” pungkasnya. (cr13/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *