PDAM Berlakukan Zona Distribusi Air

CIKOLE – Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wibawa Kota Sukabumi mulai membuat skema pendistribusian air kepada pelanggannya melalui tiga zona.

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir gangguan pada penampungan air.

Bacaan Lainnya

Direktur PDAM Tirta Wibawa Kota Sukabumi Anton Rahman Suryana mengakui sejak dilanda cuaca ekstrem beberapa waktu terakhir ini, telah menimbulkan kendala pada sejumlah bak penampungan air yang saat ini tengah mengalami pengurasan.

Dampaknya proses pendistribusian air bersih kepada para pelanggan menjadi sedikit terganggu.

“Karena kondisinya sangat rentan terhadap gangguan, maka kita tetapkan skema pendistribusian air menjadi tiga zona yakni diantaranya zona hijau, kuning dan merah. Zona hijau dengan penggunaan diatas 21 jam, zona kuning 18-21 jam, zona merah dibawah 18 jam,” papar Anton Rahman Suryana kepada Radar Sukabumi, kemarin (2/12).

Menurutnya pemberlakuan zona tidak lain untuk memuluskan pola distribusi air bersih yang saat ini sedang dilakukan pengurasan akibat kondisi cuaca yang tidak baik terhadap keberadaan penampungan.

Saat ini Pola distribusi air bersih dilakukan secara bergiliran. Zona hijau dibuat menjadi zona kuning agar suplay air di zona merah tidak terganggu.

Masih kata Anton, pemberlakuan zona tidak terlepas dari upayanya dalam menambah frekuensi pengurasan terhadap bak penampungan air yang dimiliki PDAM Kota Sukabumi.

Normalnya pengurasan dilakukan satu kali untuk tiga hari, sementara di cuaca buruk seperti saat ini pengurasan dilakukan hingga tiga kali dalam sehari.

“Kami lakukan pengurasan lebih sering terhadap bak penampungan air, karena banyak material mengendap terus bertambah banyak akibat cuaca buruk,” katanya.

Kendati demikian, Anton menyebutkan, fenomena cuaca buruk seperti saat ini terjadi bukan hanya di Kota Sukabumi saja. Di daerah lain juga terjadi terutama menyasar sumber mata air berasal dari air permukaan.

Air permukaan rentan terkena material longsor saat hujan deras.

Dari sumbernya, kwalitas air yang dihasilkan relatif bagus, tapi dalam kondisi saat ini seringkali membawa material-material longsoran sehingga tingkat kekeruhan mencapai 1.000 NTU. Sementara kapasitas kita 200-300 NTU. (sbh/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *