IMWI Sukabumi Dorong Pembangunan Desa

SUKABUMI — Sebagai bentuk aplikasi tri dharma perguruan tinggi, Institut Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI) bersama Kodim 0607/Kota Sukabumi mendorong pembangunan dan pemberdayaan kawasan perdesaan berbasis kearifan lokal melalui usaha pertanian.

Program pengabdian kepada masyarakat ini, rencananya memanfaatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan mendirikan Bank Tani.

Bacaan Lainnya

Ketua Yayasan Wiyata Indonesia, Maria Wiyata mengatakan, IMWI Sukabumi saat ini menargetkan semua desa di Kecamatan Sukaraja dapat menjadi pilot project pengambangan program tersebut. Sebab, Kecamatan Sukaraja merupakan penghasil padi terbesar kedua di wilayah Kabupaten Sukabumi.

“Kita akan meninjau sejauh mana pengelolaan pertanian di setiap desa di Kecamatan Sukaraja. Nantinya akan didorong hingga bisa mengelola dan meningkatkan potensi tersebut,” kata Maria kepada Radar Sukabumi usai kegiatan sosialisasi di Makodim 0607/Kota Sukabumi, kemarin (23/11).

Lanjut Maria, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan desa, yakni penguatan tanggungjawab aparat desa, pembagian peran serta regulasi yang diterapkan.

“Kami harus menggali kearifan masyarakat desa dan harus dijalin kerjasama. Selain itu, juga perlu integritas sebagai bentuk komitmen masyarakat desa, perencanaan program dan pengembangan sumber daya yang kuat,” ujarnya.

Sebab itu, pihaknya selain akan melakukan pengawalan juga memberikan pelatihan terhadap pemerintahan desa dan masyarakat agar bisa memanfaatkan potensi yang ada. Jika program tersebut berhasil, maka Kecamatan Sukaraja dapat menularkan kepada kecamatan lainnya.

“Targetnya, pada 2045 Sukabumi menjadi lumbung pangan se-dunia. Mudah-mudahan dengan uapaya ini dapat membuahkan hasil maksimal. Kita bangun Indonesia dari desa,” tuturnya.

Sementara itu, Dandim 0607/Kota Sukabumi Letkol (Inf) Mohammad Mahfud As’at menambahkan dalam meningkatkan pembangunan dan memanfaatkan potensi wilayah dibutuhkan peran serta perguruan tinggi yang dapat meneliti dan menuangkan pemikiran dalam upaya mendorong percepatan pembangunan desa.

“Karena desa memiliki potensi yang luar biasa. Tapi, perlu ada yang mengawal dan mendampingi, disinilah peran perguruan tinggi dimunculkan,” terangnya.

Menurut dia, ada dua peran perguruan tinggi yang bisa disinkronkan dengan pemerintahan desa.

Dari aspek regulasi, perguruan tinggi dapat membantu penyusunan kebijakan yang baik dan dipastikan dapat diimplementasikan di perdesaan.

Perguruan tinggi pun memiliki riset yang baik dapat memberikan masukan untuk penguatan substansi pembangunan dan pemberdayaan desa.

Misalnya, inovasi atau penerapan teknologi tepat guna yang sudah dilakukan melalui riset-riset.

“Jika ada gagasan, ide, maka potensi akan terkonvensi menjadi aneka aktivitas dan kesejahteraan dari berbagai dimensi. Semisal, terbentuknya desa wisata, desa sejarah dan sebagainya.

Dengan adanya program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat,” pungkasnya. (cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *