Bagi yang Percaya, Katanya Ritual Ngabungbang di Palabuhanratu Bertujuan Untuk ini……

Setiap bulan Maulud tahun Hijriah, sering dilakukan ritual Ngabungbang di muara Sungai Cisukawayana Pantai Sukawayana Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Tempat ini dijadikan ritual ngabungbang oleh sebagian masyarakat karena diyakini tempat ini merupakan pantai selatan milik Nyai Roro Kidul.

Bacaan Lainnya

Jamaah ngabungbang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Indonesia. Berbagai pemeluk agama, biasanya hadir di acara ngabungbang ini. Karena ini tradisi bukan ajaran suatu agama tertentu.

Bagi pemeluk agama Islam dan mereka yang percaya, katanya ritual ngabungbang tidak menyimpang dari ajaran Islam. Sebab, untuk pemeluk Islam, tradisi ini memiliki makna yang lebih dalam karena bertepatan dengan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Katanya begitu menurut kepercayaan yang mereka yakini.

Biasanya tradisi ini selalu dilaksanakan setiap tahun di muara Cisukawayana pada tanggal 14 bulan Maulud tahun Hijriah.

Konon, ritual ngabungbang di muara Sungai Cisukawayana, Palabuhanratu, sudah ada sejak zaman Kerajaan Medang Gali (Galih/Galuh) 175-205 M.

Ngabungbang berasal dari kata “nga” dan “bungbang”. “Nga” berarti ngahijikeun atau menyatukan.

Sedangkan “Bungbang” berarti membuang atau membersihkan. Bila diartikan keseluruhan, ngabungbang adalah mandi suci dengan niat menyatukan cipta, rasa, dan karsa untuk membuang semua perilaku tidak baik, lahir ataupun batin.

Tujuan lainnya ingin bermunajat hanya kepada Tuhan untuk memohon ampunan dan bertobat dari segala kesalahan yang telah diperbuat.

Selain itu, ritual ini juga bertujuan memohon kekuatan untuk kebaikan dalam mencapai segala cita-cita hingga mendapatkan peningkatan kualitas pribadi dalam kehidupan.(abihusna/radarsukabumi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *