198 Rumah Memprihatinkan

JAMPANGTENGAH – Ratusan rumah warga di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah kondisinya sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah.

Berdasarkan pantauan Radar Sukabumi di lokasi, mayoritas kondisi rumah yang berukuran 5 x 7 meter persegi ini terbuat dari anyaman bambu. Tampak genting yang bocor dan dinding serta atapnya banyak yang terkelupas akibat dimakan usia.

Bacaan Lainnya

“Kondisi rumah warga yang memprihatinkan sudah kami usulkan kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Dinas Sosial. Bahkan, setiap tahunnya sudah menjadi agenda bagi pemerintah desa untuk melakukan upaya kepada pemerintah daerah maupun pusat. Namun, entah alasan apa, permohonan ini belum mendapatkan respons,” jelas Kepala Desa Tanjungsari, Dilah Hablillah Radar Sukabumi, Minggu (5/11).

Desa Tanjungsari sambung Dilah, memiliki delapan kedusunan yakni Kedusunan Tanjungsari, Leuwiding-ding, Cijambe, Batarsari, Rawaseel, Cidahu, Ciguha dan Kedusunan Cibangkong. Namun, dari seluruh kedusunan, terdapat satu kedusunan yang rumahnya banyak yang tidak layak huni bahkan nyaris roboh.

“Di Desa Tanjungsari ini, terdapat 198 Rutilahu yang kondisinya sangat mengkhawatirkan. Dari jumlah itu, Kedusunan Tanjungsari yang paling banyak, jumlahnya mencapai 50 persen. Untuk itu, masyarakat di sana sangat mendambakan bantuan supaya bisa merenovasi rumah tinggalnya. Mereka bekerja sebagai buruh serabutan,” paparnya.

Sementara itu, seorang warga Kampung Tanjungsari, RT 2/2, Kedusunan/Desa Tanjungsari, Mak Nining (56) mengaku, ia tinggal bertahun-tahun sebatang kara, di rumah gubuk reyotnya yang berukuran sekitar 5 meter kali 6 meter.

“Saat hujan deras, air banyak masuk ke rumah. Selain genting banyak yang bocor juga dindingnya banyak yang bolong,,” ucap Mak Nining.

Perempuan Lansia ini tidak bisa berbuat banyak terkait kondisi rumahnya yang nyaris ambruk itu. Sebab, keterbatasan faktor ekonomi menjadi salah satu kendala Mak Nining untuk memperbaiki rumh.

“Apalagi kondisi saat ini. Paling kalau sekarang saya kuli mencari rumput di kebun, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari ,” pungkasnya. (cr13)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *