Kapolres Napak Tilas di Sungai Cimandiri

SUKABUMI – Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur, Rabu (25/10), menjalani napak tilas dengan menelusuri sepanjang Sungai Cimandiri. Tradisi ini dijalani Rustam bersama dengan Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath KH Fajar Laksana beserta para santrinya.

Berdasarkan pantauan Radar Sukabumi, tradisi napak tilas dimulai pukul 05.00 WIB. Selepas menjalani shalat subuh, rombongan bertolak dari Ponpes Al-Fath di Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi menuju aliran Sungai Cimandiri.

Bacaan Lainnya

Dari lokasi itu, kapolres dan rombongan mulai berjalan kaki menelusuri tepian sungai menuju arah Cikundul, Kecamatan Lembursitu.

Ada hal menarik dalam tradisi napak tilas tersebut, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur sempat dibuat takjub, karena selama menelusuri Sungai Cimandiri orang nomor satu di lembaga kepolisian itu menemukan tempat serta benda-benda bersejarah.

“Saya benar-benar menikmati napak tilas ini, karena itu setiap rangkaian tradisi tersebut saya ikuti dari awal hingga akhir.

Ternyata banyak hal menarik yang saya temukan selama menelusuri sungai, selain mengetahui tempat kuno, saya juga akhirnya menemukan beberapa benda yang bernilai sejarah,”ungkap Kapolres Sukabumi AKBP Rustam Mansur.

Perjalanan rombongan ini berakhir di tempat pemandian air panas Cikundul. Di obyek wisata itu, kapolres beserta peserta napak tilas lainnya sempat menyantap sarapan pagi dengan menu sederhana.

Sekitar pukul 07.30 WIB, kapolres mengakhiri perjalanannya dan langsung menuju Mapolres Sukabumi Kota.
Sementara itu Pimpinan Ponpes Al-Fath, KH. Fajar Laksana mengutarakan perjalanan di pinggiran Sungai Cimandiri tersebut sebagai nyukruk galur mapay situs untuk mencari benda-benda purbakala peninggalan nenek moyang.

Dalam perjalanan tersebut, tim menemukan beberapa jenis benda purbakala antara lain batu tapak maung dan arca Ratu Galuh.

“Masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai Cimandiri sering menemukan beraneka batu dengan bentuk, jenis, dan ukuran yang beragam. Setelah diteliti sekilas, kami yakin batu-batu tersebut berasal dari zaman nenek moyang,” kata Fajar.

Diakui Staf Pariwisata di Pemandian Air Panas Cikundul Andri, dalam waktu-waktu tertentu, tidak jarang warga di sekitar sungai menemukan batu peninggalan masa lalu yang diduga peninggalan Kerajaan Sunda. “Sebagian batu yang ditemukan berbentuk arca,” katanya. (cr11/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *