Kisah Inspiratif Hobi Penjaga Sekolah Jadi Bisnis Menjanjikan

Jadi, waktu dapat uang, sebagian dibelikan triplek untuk ngulik bikin senjata Boomerang. “Alhamdulillah selama dua tahun ngulik, saya berhasil menyimpan 5000 Boomerang ukuran kecil, lalu saya jual ke setiap samenan sekolah seharga Rp10 ribu, dan habis 3000 pcs. Hasilnya saya jadikan modal untuk membuat Boomerang lagi, sampai sekarang semakin ada perbaikan,” katanya.

Ternyata bengkel pembuatan Boomerang amat sederhana. Hanya ruangan kecil berukuran 3×3 meter. Namun siapa sangka, justru dari tempat itulah senjata buatan Acun mampu menguasai pasar Australia, Brazil hingga India.

“Kalau untuk produksi itu sudah dari 2006, tetapi untuk pemasaran mulai dari 2008, itu juga awalnya pemasaran jualan keliling ke setiap sekolah terus mulai jualan di Facebook. Dari situ banyak tuh yang respon, termasuk dari Australia,” ujar bapak dua orang anak ini.

Boomerang buatannya makin hari makin dikenal hingga ke mancanegara. Termasuk para pecinta komunitas olahraga Boomerang. Tidak hanya memasarkan produk saja, tapi lebih dari itu dirinya mengupload produk dengan cara menggugah video.

“Selain dipasarkan ke luar negeri, untuk Indonesia sudah dipasarkan ke berbagai wilayah seperti Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Makassar.

Jenisnya dan ukuran beragam, ada yang kecil hingga besar. Adapun jenisnya terdiri dari jenis kujang dan tradisional.

“Harga mulai dari Rp25 ribu-Rp350 ribu,” terangnya.

Acun memilih menggunakan alat manual untuk memproduksinya. Dalam sehari, bisa 5-10 pcs Boomerang untuk ukuran besar dihasilkan. Sedangkan untuk ukuran kecil, sehari 50 pcs.

“Jumlah tersebut saya buat sendiri, tanpa dibantu orang lain,”imbuhnya.

Disinggung soal omzet, Acun mengaku tidak menentu. Tergantung dari pemesanan. “Tapi jika dihitung rata-rata dari hasil penjualannya dalam seminggu, keuntungan yang terkumpul bisa sampai Rp500 ribu per minggu,”katanya.

Meski pemasarannya sudah ke luar negari, lagi-lagi dirinya mengaku tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah setempat.

“Kalau ada sih bantuan dari pemerintah untuk modal usaha, karena saya ingin membeli mesin supaya kerjanya lebih cepat dan produksinya banyak,” tutupnya. (*)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *