28 Kecamatan Kekeringan

CIKEMBAR-– Kekeringan di wilayah Kabupaten Sukabumi semakin meluas. Data terbaru yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, terdapat 28 dari 47 kecamatan yang terdampak bencana kekeringan. Kondisi masyarakat yang terdampak pun hingga kini masih memprihatinkan.

Dari data tersebut, 28 kecamatan yang terdampak kekeringan itu ialah Kecamatan Simpenan, Cibadak, Jampangkulon, Waluran, Gegerbitung, Cidolog, Bantargadung, Cikakak, Ciemas, Sagaranten, Gunungguruh, Tegalbuleud, Cikidang, Cikembar, Ciambar, Parakansalak, Palabuhanratu, Ciracap, Surade, Purabaya, Cidadap, Lengkong, Cimanggu, Jampangtengah, Curugkembar, Cisaat, Nyalindung dan Cireunghas.

Bacaan Lainnya

Koordinator Pusat Pengedalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Yana Rusyana menjelaskan, jika pada Desember mendatang musim hujan belum tiba, diprediksi wilayah terdampak bencana kekeringan bakal terus bertambah. “Sebelumnya, hanya 23 kecamatan yang terdampak. Tapi sekarang sudah bertambah menjadi 28 kecamatan, data ini yang masuk laporan kami saja. Mungkin bisa lebih jumlahnya,” jelasnya kepada Radar Sukabumi, kemarin (22/9).

Dimasing-masing kecamatan yang terdampak, lanjut Yana, warga masyarakat terpaksa harus menempuh jalan kiloan meter demi mendapatkan air bersih. Meskipun saat ini sudah mulai disalurkan bantuan kepada warga, baik dari pemerintah maupun relawan, namun belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga setiap harinya. “Bantuan memang sudah mulai mengalir, tapi itu tentunya tidak cukup. Warga masih harus menempuh jarak cukup jauh untuk mendapatkan air bersih,” imbuhnya.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi tentunya merasa prihatin melihat warga yang kesulitan air bersih dan harus menempuh jarak cukup jauh untuk mendapatkannya. Namun, karena kekeringan ini faktor alam, pemerintah hanya bisa membantu secara terbatas, tidak setiap hari. “Bayangkan saja, warga yang terdampak itu 58.023 jiwa. Tentunya jumlah ini tidak sedikit, sementara kemampuan kita sangat terbatas,” bebernya.

PENYALURAN AIR: BPBD Kabupaten Sukabumi mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan di Kecamatan Cikembar belum lama ini.

Diakui Yana, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui perkiraan cuaca turun hujan. Kendati demikian, hujan mulai turun di beberapa wilayah dengan intensitas sedang. Namun, di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi hujan masih belum turun. Selain itu, 58.023 jiwa di 58 desa harus rela menempuh jarak yang jauh untuk memperoleh air bersih.

“Mayoritas wilayah utara hujan mulai turun di (wilayah ) Cicurug, Ciambar, Parungkuda, Cidahu, Paraksalak, Kabandungan, Kalapanunggal, Cikidang, Nagrak dan wilayah Cibadak sebagian,” sebutnya. Berdasarkan peta monitoring hari tanpa hujan dari BMKG, wilayah Lengkong, Cikaso dan Tegalbuleud masuk pada kategori kriteria hari tanpa hujan sangat panjang.

“Hasil peta monitoring BMKG, ketiga wilayah itu diprediksi tidak menerima hujan 30 sampai 62 hari,” terangnya. Pihaknya saat ini tengah gencar-gencarnya melakukan pendistribusian air bersih, pemasangan pipa dari sumber air yang dialirkan ke permukiman. “Penanganan wilayah kekeringan dilihat dari kondisinya, ada yang memang harus Dikirim air atau dipasang pipa,” tutupnya.

Sementara itu, Nunung (60) warga Kampung Ciroyom, Rt 40/10 Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, setiap harinya mengandalkan penampungan air yang cukup jauh dari rumahnya. “Untuk keperluan mandi, mencuci dan minum semua diambil dari penampungan, itu terpaksa dilakukan karena sumur rumah sudah tidak ada air sedikitpun,” pungkasnya. (cr15/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *