KPA Kotsi Ajak Pelajar Kampanyekan HIV/AIDS

SUKABUMI — Pelajar SMAN 3 Kota Sukabumi mengikuti program Go To School yang diselenggarakan di Aula SMAN 3 Kota Sukabumi, selasa (19/9/2017). Dalam kegiatannya, para pelajar pun diberikan penyuluhan bahaya HIV/AIDS dilingkungan sekolah.

Sekretaris KPA Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya mengatakan, para pelajar diberikan edukasi terkait penyebab, pencegahan, penularan dan pengobatan penyakit HIV /AIDS yang sangat berbahaya, sehingga para pelajar bisa lebih waspada juga harus mengenali penyakit tersebut sejak awal.

Bacaan Lainnya

“Kami fokus melakukan sosialisasi bagi remaja dan pelajar mengingat pecandu napza sebagian besar dari kalangan remaja dan berpotensi tertular HIV/AIDS,” kata Fifi kepada Radar Sukabumi.

Selain memberikan edukasi, kegiatan tersebut sebagai upaya memproteksi para pelajar dari bahaya HIV/AIDS melalui penyebaran narkoba. Pasalnya, narkoba dan AIDS merupakan ancaman kehidupan yang merusak generasi muda, maka perlunya upaya pencegahan sejak dini.

“AIDS bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV, transfusi darah yang mengandung virus HIV, melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap virus AIDS,” ujarnya.

“Selain itu, perkembangan HIV/AIDS di Kota Sukabumi cukup parah, yakni pada tahun 2017 sudah ditemukan sebanyak 67 kasus HIV/AIDS. Apabila dilihat jenis kelamin sebanyak 63,64 persen adalah laki-laki, adapun jika menurut umur kebanyakan usia antara 17 – 40 tahun (54,55%) ,” lanjutnya.

Pencegahannya bisa melalui upaya menghindari hubungan seksual diluar nikah, menjauhi narkotika serta pastikan steril dalam penggunaan jarum suntik, sterilkan donor darah dan memahami penularan penyakit.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Sukabumi, Ceng Mamad mengapresiasi kegiatan penyuluhan tersebut. Sebab, permasalahan HIV/AIDS dan narkoba serta kenakalan remaja lainnya sudah merusak tatanan hidup masyarakat tanpa mengenal usia, status sosial, jenis kelamin dan yang paling berbahaya adalah menularnya penyakit mematikan ini pada pelajar sebagai generasi bangsa.

“Para pelajar harus bisa menjaga nilai-nilai moral yang baik dengan cara menghindari pergaulan benas dan menjauhi yang dapat menimbulkan penyakit tersebut,” jelasnya.

Menurutnya, kegiatan itu penting dilakukan untuk memberikan pemahaman dan edukasi pada para pelajar dan guru akan bayanya virus mematikan tersebut.

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini dapat meminimalisir dan mencegah virus tersebut,” pungkasnya.

 

(Cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *